Pura Banua
Pura Banua terletak bersebelahan dengan Pura Basukian di kanan jalan menuju Pura Penataran Agung Besakih. Kata ”Banua” ini dalam Bahasa Bali Kuno berarti desa menurut pengertian saat ini. Banua dalam pengertian yang lebih luas adalah suatu wilayah pemukiman, dimana seluruh warganya bergotong-royong membina kerja sama dalam membangun dan memelihara kesejahteraan hidup bersama secara produktif dan hemat. Palinggih atau bangunan suci yang paling utama di pura ini adalah sebuah palinggih berbentuk Gedong sebagai stana pemujaan Bathari Shri sakti dari Dewa Wisnu (Dewa Kemakmuran).
Piodalan dilaksanakan pada Sukra Umanis Kelawu. Aci dilaksanakan setiap Usaba Buluh, Usaba Ngeed, Ngebekang, Purnama Sasih Kadasa, Caru Penyaag, dan Tilem Sasih Kanem. Pemujaan Bathari Shri selain melalui media Gedong juga dilakukan dengan media Dewa Nini yang disimbolkan dengan seikat padi. Hal ini mengandung makna agar ide-ide dan gagasan-gagasan terwujud sehingga membawa manfaat bagi kehidupan manusia dan semua makhluk yang ada. Dewa Nini berstana di bagian hulu dari jineng, yang merupakan media penghormatan kepada Bathari Shri sebagai Pradana (energi feminim).
Pradana sendiri adalah lambang wujud material sebagai wadah dari Purusa (energi maskulin). Disini para umat mengucapkan doa spiritual agar mampu mengelola kekayaan alam ciptaan Tuhan ini secara produktif dan efisien, serta menghilangkan sikap rakus yang berlebihan dalam diri manusia. Pura ini diempon oleh Kabupaten Buleleng.


